Jumat, 01 Februari 2013

MAKALAH TBC


BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tuberkolosus adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh, mikrobakterium tuberkolosis. Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi mungkin mengenai semua organ atau jaringan ditubuh. Biasanya dibagian tengan granuloma tubrekular mengalami nirkosis perkijuan.Penyakit TBC atau istilah kedokterannya dikenal sebagai Tuberkulosis merupakan penyakit menahun dan menular. TBC dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin, namun penyakit ini banyak menyerang usia produktif usia 15-35 tahun. Risiko penyakit TBC meningkat terutama bagi mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dengan penderita TBC. Lingkungan yang lembab dan tidak memiliki ventilasi yang baik juga memberikan andil besar bagi seseorang terjangkit TBC.
Penyakit TBC atau sering juga di sebut dengan TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobakterium tuberkulosa. Bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Bakteri TBC merupakan bakteri yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain .
Berdasarkan data WHO 1993 didapatkan sepertiga penduduk dunia telah diserang oleh penyakit TBC yaitu sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi TBC serta sekitar 5-10 % berkembang menjadi penyakit dan 40 % yang terkena penyakit berakhir dengan kematian.
Epidemilogi, mereka yang secara medis dan ekonomis diseluruh dunia, tuberkolosis tetap menjadi penyebab utama kematian. Diperkirakan diseluruh dunia 1,7miliar orang terinfeksi, dengan 8 hingga 10 juta kasus baru dan 3 juta kematian pertahun.
WHO memperkirakan tuberkolosis menyebabkan 6% dari semua kematian diseluruh dunia, yang menyebabkannya menjadi penyebab tersering kematian akibat infeksi tunggal didunia barat kematian akibat tuberkolosis memuncak pada tahun 1800 dan secara terus menerus turun sepanjang tahun 1800-an dan 1900-an.
namun, pada tahun 1984 penurunan pada kasus baru berhenti mendadak, suatu perubahan yang terjadi akibat peningkatan insiden tuberkolosis pada pengidap hiv. Setelah survielan intensif dan profilaksis tuberkolosis  diantara individu dengan penekanan kekeblan, insiden tuberkolosis yang terjadi pada orang yang lahir diAS telah berkurang sejak tahun 1992. Saat ini, diperkirakan sekitar  25.000 kasus baru dengan tuberkolosis aktif terjadi diamerika setip tahun,dan hampir 40% terjadi pada imigran dari negara yang frefalensi tuberkolosisnya tinggi.
B.   Tujuan Pembelajaran
1.      Mahasiswa mampu definisikan pengerian TBC.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi TBC.
3.      Mahasiswa mampu mendefinisikan tanda dan gejala TBC.
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan pathofisiologi TBC.
5.      Mahasiswa mampu menyebutkan komplikasi TBC.
6.      Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan dan pengobatan TBC.
7.      Mahasiswa mampu menjelaskan strategi pengobatan, penanganan dengan DOTS dan PMO.
8.      Mahasiswa mampu menjelaskan faktor resiko TBC.
9.      Mahasiswa mampu menjelaskan cara pnularan TBC.
10.  Mahasiswa mampu mendefinisikan macam – macam gangguan sistem respiratory
11.  Mahasiswa mampu menjelaskan program kesehatan untuk orang-orang yang sehat.
12.  Mahasiswa mampu mengetahui nutrisi yang tepat untuk pasien TBC.
13.  Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang.








BAB 11
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon
B.   Etiologi TBC
TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.

C.     TANDA DAN GEJALA
Tanda:
1.      Keringat malam
2.      Nafsu makan berkurang
3.      Penurunan berat badan
4.      Batuk produktif disertai nyeri dada pada fisologi aktif
5.      Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning
6.      Dahak berupa lendir
7.      Anoreksia
8.      Dispneu

Gejala:
1.      Demam di siang hari
2.      Batuk yang ditandai dengan adanya darah
3.      Sesak Nafas
4.      Malese
5.      Nyeri Dada

D.     PATHOFISIOLOGY
Infeksi  dimulai ketika droplet airosol yang berisi organisme hidup terinhalasi oleh yang rentan terhadap penyakit ketika kuman mencapai paru-paru organisme di makan oleh makrofag dan keduanya akan mati atau bertahan dan kemudian berkembang, penyebaran organisme secara limfogen dan hematogen  terjadi sebelum respon imun berkembang secara efektif.

E.     KOMPLIKASI
1.      Kerusakan tulang  dan sendi
2.      Kerusakan otak
3.      Kerusakan hati dan ginjal
4.      Kerusakan jantung
5.      Gangguan  mata
6.      Restensi  kuman
7.      Peuritis
8.      Hepatitis karena efek terapi obat-obatan
9.      TB miliaris
10.  Dermatitis
11.  Gangguan GI
12.  Hiperurisemia
13.  Neuritis optika
14.  Meningitis TBC
15.  TBC tulang
16.  Potts disease : rusaknya tulang belakang
17.  Distroyed lung ( Pulmonary distruction )
18.  Effusi pleura


F.     PENANGANAN

Promotif
1.      Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
2.      Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan, faktor resiko
3.      Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
4.      Saat batuk tutupi mulut
5.      Saat batuk memalingkan muka agar tidak terkena orang
6.      Membuang ludah di tempat tertutup
7.      Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan penderita
8.      Jangan mengkonsumsi susu sapi mentah
Preventif
a.       Vaksinasi BCG (Bayi yang baru lahir harus diimunisasi dengan faksin BCG)
b.       Menggunakan isoniazid (INH)
c.       Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
d.      Bila ada gejala-gejala TBC, seperti sesak nafas, batuk berdarah,  segera dibawa ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat, agar dapat diketahui secara dini.
Kuratif
Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu yang lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita tuberkulosis dengan gejala klinis harus mendapat minuman dua obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap obat. Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui. Efek samping INH yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis. Resiko hepatitis sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun keatas. Disfungsi hati, seperti terbukti dengan peningkatan aktivitas serum aminotransferase, ditemukan pada 10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapi kombinasi 18 bulan sesudah konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk harus dianjurkan terapi dengan INH saja selama satu tahun.
Baru-baru ini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayat tuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen yang terdiri dari INH dan RIF (tanpa atau dengan obat-obat lainnya), dan hanya diberikan pada pasien tuberkulosis paru tanpa komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain seperti diabetes, silikosis atau kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal mengalami batu dan mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.



Agens umum yang digunakan
Dosis harian dewasa *
Efek samping yang paling umum
Interaksi obat
Keterangan*
Isoniasid (INH)
300 mg*
Neuritis perifer, hepatitis, hipersensitivitas
-  Fenition-sinergistik
- Antabuse
- alkohol
- bakterisid

-piridoksin sebagai profilaktik terhadap neuritis pantau SGOT (AST) dan SGPT (ALT) 
Rifampin (RIF)
600 mg*
Hepatitis, reaksi fibris, purpura (jarang), mual, muntah.
Rifampin meningkatkan metabolism kontrasiptif oral, quinidin, obar” koumarin dan metadon, digoksin, hipoglikemik oral, PAS dapat menggangu penyerapan rifampin.
Bakterisid, urin dan sekresi tubuh lainnya akan berwarna oranye, perubahan warna pada lensa kontak. Pantau SGOT dan SGPT
Streptomisin (SM)
15 mg/kg* (maks 1 gm)*
Kerusakan saraf cranial ke-8 (dapat mengarah pada ketulian), nefrotoksisitas
Agens penyekat neuromuscular dapat menguatkan sehingga menyebabkan paralisis berkepanjangan.
Bakterisid dalam ph alkali (basa). Gunakan dengan hati-hati pada lansia dan mereka yang mempunyai penyakit ginjal. Pantau fungsi vestibular , audiogram, BUN/kreatinin
Parasinamid (PZA)
25 mg/kg* (maks 2,5g)*
Hipererurisemia, hepatoksisitas, ruam kulit, artralgia, distress Gl

Bakterisid, pantau asam urat, SGOT dan SGPT



G.    Strategi pencegahan
Strategi DOTS, sesuai rekomendasi WHO
1.      Komitmen politis dari para pengambil keputusan (tripartite), termasuk dukungan dana.
2.      Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik
3.      Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
4.      Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TBC

Peningkatan mutu pelayanan

1.       Pelatihan seluruh tenaga pelaksana
2.       Mengembangkan materi pendidikan kesehatan tentang pengendalian TBC mengunakan media yang cocok untuk tempat kerja
3.      Ketepatan diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik
4.      Kualitas laboratorium diawasi melalui pemeriksaan uji silang (cross check)
5.       Untuk menjaga kualitas pemeriksaan laboratorium, dibentuk KPP (Kelompok Puskesmas Pelaksana) terdiri dari 1 (satu) PRM (Puskesmas Rujukan Mikroskopik) dan beberapa PS (Puskesmas Satelit). Untuk daerah dengan geografis sulit dapat dibentuk PPM (Puskesmas Pelaksana mandiri).
6.      Ketersediaan OAT bagi semua penderita TBC yang ditemukan
7.      Pengawasan kualitas OAT dilaksanakan secara berkala dan terus menerus.
8.       Keteraturan menelan obat sehari-hari diawasi oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
9.      Pencatatan pelaporan dilaksanakan dengan teratur lengkap dan benar.
10.  Pengembangan program dilakukan secara bertahap
11.  Advokasi sosialisasi kepada para pimpinan perusahaan , organisasi pekerja mengenai dasar pemikiran dan kebutuhan untuk TBC kontrol yang efektif, mencakup kontribusinya dalam pengendalian TBC di tempat kerja.
12.   Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program meliputi : perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
13.  Membuat peta TBC sehingga ada daerah-daerah yang perlu di monitor penanggulangan bagi para pekerja.
14.  Memperhatikan komitmen internasional.

H.    Faktor Resiko

1.      Anggota keluarga pasien
2.      Anak-anak
3.      Tenaga kesehatan
4.      Mereka yang menggunakan fasilitas peralatan klinik atau RS yang digunakan oleh penderita
5.      Klien dengan tergantungan alkohol dan zat kimia yang menurunkan kesehatan
6.      Penurunan imun seperti HIV+,terapi SEROID
7.      Orang yang kontak dengan penderita TBC
8.      Orang tua
9.      Orang yang bertaraf hidup rendah
10.  Orang yang berada di negara yang terkena epidemi TBC
11.  Orang yang sedang sakit
12.  Orang yang daya tahan tubuhnya sedang lemah atau turun
I.       Cara Penularan Penyakit TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).
Pada anak anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan di sekitar rumah.
Meningkatnya penularan TBC banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan seperti memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah dan jumlah kuman TBC merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
J.     Macam-Macam Gangguan Respiratory
1.      Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau kotoran.

2.      TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium tuberculosa. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis, sistem lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi.
3.      Asfiksi, gangguan Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan, akibat tenggelam, pneumonia dan keracunan.
4.      Asidosis, kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.
5.      Difteri, penyumbatan oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri.
6.      Pneumonia, infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

K.  Promosi Kesehatan
 BAGI PENDERITA TBC
Jika seseorang memiliki tbc aktif. Berikut membantu pencegahan penyakit tbc kepada teman dan keluarga :
1.      Selama beberapa minggu pertama pengobatan sebaiknya tinggal di rumah dan tidak sekamar dengan orang lain
2.      Selama penderita TBC minum obat dengan benar, maka risiko menularkan akan hilang. Jadi aktifitas sosial dan harian tidak ada yang perlu dibatasi.
3.      Gunakan masker untuk menutup mulut
4.      Menutup mulut dengan tissue waktu batuk atau bersin kemudian simpan tissue dalam tempat tertutup dan buang di tempat sampah
5.      Jangan meludah di sembarang tempat, meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah di beri cairan desinfektan
6.      Sirkulasi dalam kamar harus baik, jika perlu tambahkan kipas angin untuk membuang udara di dalam kamar. Usahakan tinggal dalam kamar atau rumah yang memiliki ventilasi cahaya baik karena kuman TBC mudah menyebar dalam ruangan tertutup dan tidak ada sirkulasi udara.
7.      Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
8.      Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
9.      Jangan lupa untuk secara teratur minum obat setiap harinya, sesuai anjuran dokter
10.  Menyelesaikan seluruh pengobatan hingga di nyatakan sembuh oleh dokter, karena bila tidak tuntas pengobatannya memungkinkan kuman TBC bertahan hidup walau sudah diberikan obat TBC yang paling kuat sekalipun
PENCEGAHAN PENULARAN
berikut berguna untuk mencegah tertular penyakit TBC:                       
1.      Jaga kesehatan badan agar senantiasa sehat dengan olahraga teratur, istirahat cukup dan makan makanan dengan gizi yang baik dan seimbang
2.      Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem daya tahan tubuh seperti begadang, kurang istirahat dan stres
3.      Lakukan imunisasi BCG pada bayi
4.      Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC
L.     Nutrisi untuk penyakit TBC
1.      Makanlah berbagai macam buah segar dan sayuran setiap hari, tetapi tetap dalam jumlah kalori yang direkomendasikan dokter.Pilih sayuran yang berbeda dari berbagai jenis seperti sayuran hijau tua, sayuran berwarna oranye, kacang, dll.
2.      Susu atau produk susu harus dikonsumsi setidaknya 3 kali sehari.
Kalsium dalam susu sangat penting dalam membangun kesehatan tulang pasien TBC.
3.      Untuk produk daging, pilihlah daging tanpa lemak atau rendah lemak. 10 persen asupan kalori harian harus berasal dari lemak jenuh dan sekitar 200 mg kolesterol.
4.      Jagalah asupan total lemak dan minyak antara 25 - 30 persen kalori harian. Sebagian besar lemak harus berasal dari lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal yang ditemukan dalam makanan seperti ikan, kacang-kacangan dan minyak sayur.
5.       Makanlah berbagai macam makanan yang kaya protein seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.Makanlah makanan kecil sepanjang hari dengan rentang waktu yang singkat. Pastikan agar tubuh mendapat cukup asupan cairan dan garam dalam makanan.
6.       Makanan untuk pasien TB harus sederhana, dipersiapkan dengan baik dan mudah dicerna. Makanan yang lebih berat baru dapat diberikan kepada pasien setelah kondisinya sangat membaik.
M.   Penmeriksaan Penunjang
a.       Laboratorium: LED
b.      Microbiologis: BTA sputum, kultur resistensi sputum terhadap M. tuberculosis
·         Pada kategori 1 dan 3 : sputum BTA diulangi pada akhir bulan ke 2,4 dan 6.
·         Pada kategori 2: spuntum BTA diulani pada akhir bulan ke 2.5 dan 8.
·         Kultur BTA spuntum diulangi pada akhir bulan ke 2 dan akhir terapi.
c.       Radiologis: foto toraks PA, lateral pada saat diagnosis awal dan akhir terapi.
d.      Selama terapi: evaluasi foto setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.
e.        Imuno-Serologis:
·         Uji kulit dengan tuberculin (mantoux)
·         Tes PAP, ICT-TBC PCR-TB dari sputum















BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN

SKENARIO IV
Tn. F ( 50 thn ) seorang pekerja serabutan tinggal di sebuah rumah yang sederhana dengan ventilasi yang tidak baik/tertutup, pencahayaan kurang dan tidak rapi. Setiap hari klien mengeluh berkeringat dingin dan demam pada malam hari dan batuk-batuk lebih dari 3 minggu serta mengalami penurunan berat badan ( 5 kg ) secara drastis. Disamping itu Tn. F mengeluh mudah capek dan sesak napas saat melakukan aktivitas. Tn. F tinggal bersama istrinya Ny. W ( 45 tahun ). Ny. W dan Anaknya Sdr. Y ( 21 thn ). Ny. W juga mengeluh batuk-batuk tanpa disertai keringat dingin. Klien merasa takut dengan kondisi yang dialaminya dan memutuskan untuk memeriksakan diri ke RS.

I. PENGKAJIAN
I.         IDENTITAS
Nama                    : Tn. F             
Umur                    : 50tahun                    
Jeniskelamin         : Laki-Laki
Suku/bangsa         : Indonesia
Agama                  : Islam
Pekerjaan              : Pekerja Serabutan
Pendidikan           : SMP
Alamat                 : Cilacap
AlasanDirawat    :  Merasa takut dengan kondisi yang dialaminya
KeluhanUtama     : Klienmengeluh berat badan menurun

DS :
-          Klien tinggal di rumah yang sederhana dengan ventilasi yang tidak baik atau tertutup, pencahayaan kurang, dan tidak rapi.
-          Setiap hari klien mengeluh berkeringat dingin dan demam pada malam hari.
-          Klien mengeluh batuk lebih dari 3 minggu.
-          Klien mengeluh mengalami penurunan BB (5 kg) secara drastis.
-          Klien mengeluh mudah capek dan sesak napas saat melakukan aktivitas.

DO :
-          Laki – laki 50 th
-          Tinggal bersama isteri dan anaknya.
DATA
EGTILOGI
PROBLEM
DS :
-          Klien mengeluh mengalami penurunan BB (5 kg) secara drastis.
-          Klien mengeluh mudah capek dan sesak nafas saat melakukan aktivitas.
DO :
-          Laki – laki 50 th
-          Tinggal bersama isteri dan anaknya.
Kelemahan umum
Intoleransi Aktivitas
DS :
-          Setiap hari klien mengeluh berkeringat dingin dan demam pada malam hari.
DS :
-          Laki – laki 50 th
-          Tinggal bersama isteri dan anaknya.

Penyakit
Hipertermi

II DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan umum ditandai dengan :
DS :
-          Klien mengeluh mengalami penurunan BB (5 kg) secara drastis.
-          Klien mengeluh mudah capek dan sesak nafas saat melakukan aktivitas.
DO :
-          Laki – laki 50 th
Tinggal bersama isteri dan anaknya.

2.      Hipertermi b/d penyakit ditandai dengan :
DS :
-          Setiap hari klien mengeluh berkeringat dingin dan demam pada malam hari.
DS :
-          Laki – laki 50 th
-          Tinggal bersama isteri dan anaknya.


III. PRIORITAS
1.      Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan umum.
2.      Hipertermi b/d penyakit.

IV. NCP
NO
DX
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Intoleransi Aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien diharapkan mampu mentoleransi aktivitasnya dengan kriteria hasil :
1.      Klien mamapu mengurangi aktivitas yang berlebihan.
2.      Klien mampu melakukan aktivitas sehari – hari.
3.      Kekuatan tubuh meningkat.
4.       
Activity Teraphy
·         Bantu klien untuk memilih aktivitas tetap dengan kesanggupan fisik, psikologi, dan sosial.
·         Bantu klien untuk mengidentifi-kasi pilihan untuk beraktivitas.
·         Bantu klien/keluarga untuk mengenal kekurangan di tingkat aktifitasnya.
·         Bantu klien untuk mengembangkan motivasi pribadinya.
·         Bantu klien/ keluarga untuk memonitor kemajuannya.

§  Untuk mengurangi kelemahn yang dialami pasien.




·    Agar pasien dapat melakukan tindakan sesuai
kemampuan.

§ Dengan adanya motivasi yang besar, pasien dapat lebih bersemangat



2.
Hipertermi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien diharapkan mampu mengontrol resiko terjadinya hipertermi dengan kriteria hasil :
1.      Klien mampu mengontrol kenaikan suhu kulit.
2.      Klien dapat mengontrol perubahan warna kulitnya.
3.      Klien dapat mengatur kecepatan pernafasannya.


Temperature Regulation
·         Monitor dan laporkan tanda dan gejala dari hipertermi.
·         Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi.
·         Dorong keadekuatan masukan cairan dan nutrisi.
·         Monitor warna kulit dan suhu.


§  Dengan memonitor tanda dan gejala hipertermi, kita dapat melakukan penanganan yang tepat.
§  Dengan tercukupinya asupan nutrisi dan cairan diharapkan BB pasien dapat mencapai BB yang ideal.


V. IMPLEMENTASI
HARI/TANGGAL
JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Jumat, 1
01/02/2012

07.00

Ø  Membantu klien untuk memilih aktivitas tetap dengan kesanggupan fisik, psikologi, dan sosial.
Ø  Membantu klien untuk mengidentifi-kasi pilihan untuk beraktivitas.
Ø  Membantu klien/keluarga untuk mengenal kekurangan di tingkat aktifitasnya.
S :
-          Klien mengatakan masih lelah saat melakukan aktifitas.
O :
-          Klien masih terlihat lemas dan nafsu makan masih berkurang.
A :
-          Diagnosa keperawatan teratasi sebagian.
P :
-       Akan dilakukan pemeriksaan TTV dan pemberian obat sesuai anjuran (Rifampisin, Streptomisin, Pirasinamid, Kanamisin,Kulnolon) pada pukul 18.00.
Jumat, 1
01/02/2012

13.00

Ø  Membantu klien untuk memilih aktivitas tetap dengan kesanggupan fisik, psikologi, dan sosial.
Ø  Membantu klien untuk mengidentifi-kasi pilihan untuk beraktivitas.
Ø  Membantu klien/keluarga untuk mengenal kekurangan di tingkat aktifitasnya.
Ø  Monitor dan laporkan tanda dan gejala dari hipertermi.

S :
-          Klien mengatakan panas sudah berkurang.
O :
-          Klien dapat melakukan aktivitas yang yang ringan (duduk, pergi ke KM secara mandiri)
A :
-          Masalah diagnosa keperawatan teratasi sebagian.
P :
-       Akan dilakukan pemeriksaan TTV dan pemberian obat sesuai anjuran (Rifampisin, Streptomisin, Pirasinamid, Kanamisin,Kulnolon) pada pukul 18.00.

Jumat, 1
01/02/2012

18.00

Ø  Memonitor dan laporkan tanda dan gejala dari hipertermi.
Ø  Memonitor tekanan darah, nadi, dan respirasi.
Ø  Memonitor warna kulit dan suhu.
S :
-          Klien mengatakan lemas sudah berkurang dan nafsu makan sudah  sedikit meningkat.
O :
-          Nafsu makan klien sudah meningkat (3 sdm)
A :
-          Masalah diagnosa keperawatan teratasi sebagian.
P :
-       Akan dilakukan pemeriksaan TTV dan pemberian obat sesuai anjuran (Rifampisin, Streptomisin, Pirasinamid, Kanamisin,Kulnolon) pada pukul 24.00.






BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon
B.     Saran
-        Hentikan merokok
Merokok adalah kebiasaan buruk yang mendatangkan banyak penyakit , termasuk gangguan pernafasan . Berhentilah merokok untuk menghindari berbagai gangguan peraafasan seperti asma juga TBC. Berhentilah merokok sebelum rokok memberhentikan anda.
-          Hentikan kebiasaan meludah sembarangan
Bagi anda yang suka meludah sembarangan, perhatikan ini Seperti halnya bersin dan batuk , meludahpun dapat menyebarkan bakteri penyebab TBC . Oleh karenanya usahakan meludah pada tempat yang telah diberi desinfektan
-        Menjemur bantal dan kasur terutama pada pagi hari
Menjemur bantal dan kasur dapat mengusir berbagai bakteri yang ada di dalamnya termasuk juga mycobacterium tuberculosis. Karenanya jemur bantal dan kasur anda untuk menghindari berbagai penyakit. Lakukanlah secara








Tidak ada komentar:

Posting Komentar