Senin, 10 Juni 2013

LAPORAN PENDAHUUAN HARGA DIRI RENDAH



LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A.          Masalah Utama

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B.           Proses Terjadinya Masalah

1.       Pengertian
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
a.      Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
  Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
  Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit.
  Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b.      Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

2.       Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
a.       Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
b.      Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c.       Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d.      Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e.      Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
f.        Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

3.       Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Data Subyektif :
a.       Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
b.      Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c.       Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain

Data Obyektif :
a.       Kurang spontan ketika diajak bicara
b.      Apatis
c.       Ekspresi wajah kosong
d.      Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e.       Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

C.          Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

No
Masalah Keperawatan
Data Subyektif

Data Obyektif

1
Masalah utama : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
-   Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
-   Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
-   Mengungkpakan tidak bisa apa-apa
-   Mengungkapkan dirinya tidak berguna
-   Mengkritik diri sendiri
-   Merusak diri sendiri
-   Merusak orang lain
-   Menarik diri dari hubungan sosial
-   Tampak mudah tersinggung
-   Tidak mau makan dan tidak tidur
2
MK : Penyebab Tidak efektifnya koping individu
-   Mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain
-   Mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu
-   Tampak ketergantungan pada orang lain
-   Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan
-   Wajah tampak murung
3
MK : Akibat Isolasi sosial : menarik diri
-   Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
-   Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
-   Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
-   Ekspresi wajah kosong
-   Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
-   Suara pelan dan tidak jelas

D.          Pohon Masalah


Isolasi sosial : menarik diri


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
 


Koping individu tidak efektif

E.           Diagnosa Keperawatan


a.       Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah
b.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif





Asuhan keperawatan pasien dewasa dengan hargadiri rendah

peristiwa yang sangat traumatik menimpa tanah air kita, dimana saudara-saudara kita di NAD harus berpisah dengan orang-orang yang di cintai, harus kehilangan harta bahkan nyawa, kehilangan pekerjaan bahkan berbagai bentuk yang lain. Kejadian ini menyebabkan situasi yang penuh stress bagi individu, keluarga dan komunitas di NAD bahkan kawasan Asia. Dampak kehilangan-kehilangan yang sekejap tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya,yang berakibat dapat menggenggu harga diri seorang.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
¡  Masalah : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
¡  Pertemuan : Ke 1 (pertama)


Proses Keperawatan

Kondisi           :  Klien telah mengetahui kemampuan yang dapat dilakukan di RS, dan telah melatih satu kemampuan yang telah masuk jadual kegiatan harian
(ADL)

Diagnosa        :  Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
TUK               :  1.   Klien dapat memilih kemampuan kedua yang akan digunakan
2.   Klien mencoba kemampuan kedua
3. Klien memasukkan kemampuan kedua dalam jadual kegiatan harian (ADL)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)

Orientasi
a.      Salam terapeutik
Selamat pagi Heni ……

b.      Evaluasi/ Validasi
·         Bagaimana perasaan Heni pagi ini ?
·         Apakah kegiatan yang kita latih kemarin sudah dilakukan ? Bagus sekali.
·         Coba kita lihat jadualnya, nah kita beri tanda di sini (di jadual) bahwa Heni telah melakukan. Hebat dong Heni.
c.       Kontrak
¡  Topik
Nah, sekarang kita akan latihan lagi kemampuan yang lain. Bagaimana Heni ?

¡  Tempat
Mau dimana kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau di tempat yang kemarin lagi, mari.

¡  Waktu
Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit.

Kerja
¡  Nah, ini daftar kemampuan Heni. Yang ini telah dicoba kemarin. Sekarang Heni pilih yang mana ? Bagus
¡  Nah, mari kita praktekkan lagi. Ikuti suster, dan nanti Heni coba sendiri. (Perawat memberi contoh langkah-langkah pelaksanaannya, sambil memotivasi klien mengikutinya)
¡  Sekarang coba Heni lakukan sendiri sambil suster Bantu. Bagus, teruskan, ya benar, nah Heni bisakan.

Terminasi
a.      Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Heni setelah mencobanya sendiri. Ya bagus sekali.

b.      Evaluasi Obyektif
·         Jadi sudah berapa kegiatan yang Heni lakukan ? Bagus, jadi sudah dua kegiatan
·         Coba ulangi cara melakukan kegiatan kedua. Ya, benar, terus, bagus sekali.
c.       Rencana Tindak Lanjut
·         Nah, bagaimana kalau kegiatan barusan juga dilakukan teratur ?
·         Bagaimana kalau kita masukkan di jadwal kegiatan harian Heni ? Bagus
·         Nah, mau jam berapa melakukannya (bawa jadwal dan tetapkan bersama klien)

d.      Kontrak
¡  Topik :
Nah, sudah 2 kegiatan yang dilakukan. Bagaimana kalau kita latih lagi kegiatan ketiga

¡  Tempat :
Tempatnya mau di mana ? Bagaimana kalau disini saja.

¡  Waktu :
Mau jam berapa ? Bagaimana kalau seperti biasa jam 11.00 Baiklah, sampai nanti ya.

A.    Tujuan pembelajaran

setelah mempelajari saudara duharapkan mampu :
1.      Mengkaji data yang terkait harga diri rendah.
2.      Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang di kaji
3.      melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
4.      melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
5.      mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah harga diri rendah
6.      mendokumentasikan hasil keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
B.     Pengkajian
harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diriyang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala hargadiri rendah:
1.      mengkritik diri sendiri
2.      perasaan tidak mampu
3.      pandangan hidup yang pesimis
4.      penurunan produktifitas
5.      penolakan terhadap kemampuan diri
selain data di atas,saudara dapat juga mengamati penampilan seorang dengan hargadiri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, serta makan kurang,tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lembut dengan nada bicara lemah.
C.     TINDAKAN KEPERAWATAN
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawata.
1.      Tindakan keperawatan pada pasien :
a.       Tujuan :
1)      pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2)      pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3)      pasien dapat menentukan /memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4)      pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih,sesuai kemampuan
5)       pasien dapat menyusun jadwal  untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

b.      Tindakan keperawatan :
1)      mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
·         Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimmiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit,di rumah,dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilain yang negatif.
2)      membantu pasien menilai kemampuan yang dapat didigunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
·         Mendiskusikan dengan pasien kemamapuan yang masih dapat digunakan saat ini.
·         Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
·         Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang akitf
3)      Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
    Tindakan keperawatan yan dapat dilakukan adalah :
·         Mendiskusikn dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
·         Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4)      melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
·         Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
·         Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
·         Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
5)      Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemamapuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut , saudara dapat melakukan hal-hal berikut :
·         Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
·         Berikan pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
·         Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
·         Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
    Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
SP 1 Pasien: mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu  pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

Orientasi :
Assalamualaikum,bagaimana keadaan T hari ini ? T telihat segar “.
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah  T  lakukan ? setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat  T  lakukan dirumah  sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
“Dimana kita duduk ? bagaimana kalau diruang tamu ?berapa lama ?bagaimana kalau 20 menit ?

Kerja :
“T, apa saja kemampuan yang T miliki ? bagus, apa lagi ? saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan yang biasa T lakukan ? bagaimana dengan merapihkan kamar ? menyapu? Mencuci piring ? ............dst”. “ wah bagus sekali ada lima kemampuaun dan kegiatan yang T miliki “.
“T , dari lima kegiatan/ kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan dirumah sakit ? coba kita lihat ? yang prtama bisakah, yang kedua ........sampai 5 (misalnya masih ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan  yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini.
“sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini”. O yang nomor satu, merapikan tempat tidur ? kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T”. Mari kita latihan tempat tidur T . coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
“ nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. “nah sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus ! .sekarang sebelah kaki, tarik dan masukan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan , dan letakan disebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus!”
“T sudah bisa merapihka tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapihkan? Bagus”

“ coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) bila diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
Terminasi:
“ bagaimana perasaan T setelah bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur? Yah , T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sidah T praktikkan dengan baik sekali. Nah kemampuan  ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang”.
“sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. T mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur . bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
Besok lagi kita latihan kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring ....kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi didapur ruangan ini sehabis makan pagi sampai jumpa ya “

1.      Tindakan keperawatan pada keluarga
keluaraga di harapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah dirumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a.       Tujuan:
1)      keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemempuan yang dimiliki pasien
2)      kelurga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih di miliki psien
3)      keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4)      keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b.      Tindakan keperawatan
1)      Diskusikan masalah yang dihadapi kelurga dalam merawat pasien
2)      jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3)      deskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas kemampuannya
4)      jelaskan cara-cara merwat pasien dengan harga diri rendah
5)      Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6)      Beri kesempatan kepada keluaraga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendahseperti yang telah perawat demostrasikan sebelumnya
7)      Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien drumah
SP 1 Keluarga:      Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien dirumah,menjelaskan tentang pengertian,tanda dan gejala harga diri rendah,menjelaskan cra merawat pasien dengan harg diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan hara diri rendah,dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
Orientasi:
“assalamualaikum”
“Bgaimana keadaan bapak/ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama waktu Bp/ibu?30 menit ? Baik,mari duduk diruangan wawancara !
Kerja:
“apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah T”
“iya memng benar sekali pak/ibu T itu memang terliahat tidak percya diri dan sering menyalahkan dirinya sndiri. misalnya pada T , sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya paling bodoh sedunia. dengan kata lain anak bapak/ibuk memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran pikiran negatif tentang diri sendiri. bila kedaan T ini terus menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi,misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri dengan orang lain”
“sampai disini, bapak dan ibu mengerti apa yang dimaksud harga harga diri rendah”
“bagus sekali bapak/ibu sudah mengerti”
“setelah kita mengerti bahwa msaalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk T”
“bpk/ibu, apa saja kemampuan yang di miliki T ! Ya bener, dia juga mengatakan hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)
“ T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapikan tempat tidur dan cuci piring serta telah di buat jadwal untuk melakukannya. untuk itu, bapak/ibu dapat mengongatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. tolong bantu menyiapakan alat-alatnya, ia pak/buk dan jangan lupa memberikan pujia agar harga dirinya meningkat. ajka pula memberi tanda ceklis pada jadwal kegiatanya
“selain itu bila T sudah tidak dirawat di rumah sakit, bapak/ibuk perlu memantau perkembangan T jiga masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak memantau perkembangan T jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bpk/ibu dapat membawa T kepuskesmat ke puskesmas”
“Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekan cara memberi pujian kepada T”
“temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang mengatakan:Bagus sekali T,kamu sudah terampil mencuci piriing:
“coba bapak/ibu praktekan sekarang.Bagus”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah percakapan kita ini ?”
“Dapatkah bapak/ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana cara merawatnya?”
“bagus sekali bapak/ibu dapat menjelaskan dengan baik.Nah tiap kali bapak/ibu kemari lakukan seperti itu nanti dirumah juga demikian”
“bagaimana kalau kita ketemu lagi dua hari mendatang untuk memberi cara pujian langsung kepada T”
“Jam berapa bapak/ibu deating?baik saya tunggu .sampaai jumpa”










E.Evaluasi
1.      Kemampuan pasien dan keluargga
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENFDAH
Nama pasien..............
Ruangan..............
Nama perawat.............
petunjuk pengisian:
1.      Berilah tanda ( V ) Jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini.
2.      tuliskan tanggal setiap dilakukan superfisi


NO
kemampuan
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
A.
pasien







1.
Menyebutkan kemampuan dan aspek positf yang dimiliki







2.
Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan







3.
Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan jadwal







4.
Melatih kemampuan yang telah dipilih







5.
Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih







6.
Melakukan kegiatan sesuai jadwal







B.
keluarga







1.
Menjelaskan pengertian serta tanda-tanda orang dengan harga diri rendah







2.
Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah(memberikan pujian,menyediakan fasilitas untuk pasien,dan melatih pasien melakukan kemampuann)







3.
Mampu mempraktikan cara merawat pasien







4.
Melakukan follow up sesuai rujukan







2.KEMAMPUAN PERAWAT
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Ruangan...................
Nama perawat..................
Petunjuk pasien:
penilaian tindakan keperawaataan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja.
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
NO.
Kemampuan
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl

SP 1 P







1.
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien







2.
Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan







3.
Membantu pasien memilih kegiatn yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien







4.
Melatih pasien sesuai kemampuan yang dilatih







5.
Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien







6.
Menganjurkan pasien memasukan dalam  jadwal kegiatan harian








Nilai SP 1 p








SP II p







1.
Mengavaluasi jadwal kegiatan harian pasien







2.
Melatih kemampuan kedua







3.
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian








Nilai SP II p







B.
Keluarga








SP 1 k







1.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawt pasien







2.
Menjelaskan pengertian ,tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya








Nilai SP 1 k







3.
Menjelaskan cara-cara merawat pasien hargaa diri rendah








SP II k







1.
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah







2.
Melatih keluarg melakukan cara merawat langsung epada pasien harga diri rendah








Nilai SP II k








SP III k







1.
Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)







2.
Menjelaskan follow up psien setelah pulang








Nilai SP III k








Total nilai: SP p + SP k


























F.      DOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pendokumentasikan dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat.
Latihan 4: Dokumentasikan hasil pengkajian saudara pada pasien dengan masalah haarga diri rendah menggunakan format yang sudah disediaakan.
Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien harga diri rendah:
Coba saudara dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien harga diri rendah menggunakan format yang sudah disediakan.
Berikut ini adalaah lingkup pengkjian pasien harga diri rendh :
a.Keluhan utama:.................................................
b.Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.........................................
c.Konsep diri
Ø  Gambaran diri
Ø  Ideal diri
Ø  Harga diri
Ø  Identitas
Ø  Peran
Jelaskan......................................................
Masasalah keperawatan..............................
d.Alam perasaan
[  ] sedih                         [  ] Putus asa
[  ] Ketakutan                 [  ] Gembira berlebihan
Jelaskan:....................................................
Masalah keperawatan:................................
[  ] Bermusuhan                 [  ]  Tidak kooperatif    
[  ] Mudah tersinggung      [  ] Kontak mat kurang
[  ] Defensif                         [  ] Curiga
Jelaskan:............................................................
Masalah keperawatan  :......................................
f. Penampilan.
Jelaskan:...................................................................
Masalah keperaawatan:................................................    
G.    terapi aktifitas kelompok
TAK untuk pasien harga diri rendah berbentuk TAK stimulasi persepsi yang terdiri dari:
·         Sesi I: identifikasi hal positif diri
·         Sesi II: melatih positif pada diri

H.    Petemuan kelompok keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberiikan dengan melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil  dan besar.Leih rinci panduaan pertemuan keluarg ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan dimodul khusus yang membahas pertemuan keluarga.





ANALISA PROSES KEPERAWATAN JIWA


ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan komunikasi
: Meisapita triandini
: 26 Maret 1993
: Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20  Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJ
: Tn. Fhatir.
: I (Fase Perkenalan)
: Meja makan,  berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok
puntung, menunduk. 
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON VERBAL
ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT
ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN
RASIONAL
P : Selamat sore Pak, boleh saya duduk di sebelah Bapak ?



K : Sore, silahkan.
P: Memandang K dan tersenyum
K: Ekpresi datar



K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka percakapan dengan klien dan berharap dengan sapaan sederhana P bisa diterima oleh K.

P merasa senang ada tanggapan atas salam walaupun belum diekpresikan secara tulus
K masih ragu terhadap orang baru yang masuk ke lingkungannya


K ragu terhadap orang baru
Salam merupakan kalimat pembuka untuk memulai suatu percakapan sehingga dapat terjalin rasa percaya.
P : Wah, suasana sore ini sejuk sekali ya Pak


K : (diam)
P : Memandang ke halaman sambil melirik K
K : Ikut melihat ke halaman lalu menghisap rokoknya dan menunduk lagi
P ingin memulai percakapan dengan topik ringan sebelum masuk ke kondisi K
K memberikan respon sepintas dan menunjukkan perhatian cukup terhadap P
Topik ringan akan memudahkan interaksi lebih lanjut
P : Oh ya, perkenalkan saya Made, saya mahasiswa praktek disini yang akan merawat Bapak.
K : (diam)
P : Memandang K sambil menjulurkan tangan ke K
K : Mengalihkan rokok ke tangan kiri lalu tanpa memandang P menerima uluran tangan P
P merasa bahwa K harus diberikan penjelasan tentang kedatangan P
K masih memberikan tanggapan secara ragu-ragu
Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya klien terhadap perawat
P : Nama Bapak siapa ?




K : Ong. Ong Tian Bian.
P : Masih menjabat tangan pasien dan mendekatkan diri ke-K
K : Menoleh sebentar

K : Menyebut nama dengan menunduk dan menarik tangannya
P ingin tahu nama pasien




P merasa pasien enggan berkenalan
K ragu-ragu




K merasa perkenalan hanya formalitas belaka
Mengenal nama pasien akan memudahkan interaksi
P : Bapak senangnya dipanggil dengan nama apa

K : Ong.
P : Memandang K
K : Menoleh ke halaman

K : Melihat ke arah P dan menjawab singkat lalu menunduk lagi
P ingin menjalin kedekatan dengan pasien

P senang walaupun jawaban singkat
K mencoba mengingat nama yang disukainya

K mulai tertarik dengan perkenalan dengan P
Nama panggilan merupakan nama akrab klien sehingga menciptakan rasa senang akan adanya pengakuan atas namanya
P : Wah, kedengarannya enak kalau saya manggil Pak Ong


K : Iya
P : Memandang K sambil tersenyum
K : Menunduk

K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan K
P mencoba mengakrabkan suasana


P merasa pertanyaan mendapatkan respon
K berpikir sejenak, mengngingat nama yang disukainya


K mulai merasa bahwa P datang untuk membantu K
Pujian berguna untuk mendekatkan perawat menjalin hubungan therapeutik dengan klien
P : Bapak asalnya dari mana Pak Ong?


K : Salatiga, Jawa Tengah
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir


K : Menoleh ke P dan tersenyum lalu menunduk lagi
P : Memperhatikan K
P masih berusaha membangun keakraban dengan topik sederhana

P senang karena K memberi respon
K berpikir dan mengingat-ingat



K senang karena ingat daerah asalnya dan kembali membayangkan daerah asalnya tersebut
Topik sederhana membantu menjalin kedekatan dengan klien
P : Wah, jauh juga ya. Bapak Ong sudah berapa lama disini?




K : Lama! Dua puluh tahun.
P : Memandang K sambil tersenyum
K : Menghisap rokok dan melemparkannya karena sudah habis

K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji data umum pasien




P khawatir kalau pertanyaan membuat K tersinggung
K berpikir dan berusaha mengingat




K membayangkan keadaan yang telah lama dijalaninya
Lama rawat menentukan apakah klien kronis atau akut
P : Sejak tahun berapa Bapak disini ?


K : Yach, delapan puluh tiga


P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil memandang kakinya

K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
P berharap dapat memperoleh data lama rawat secara lebih pasti sambil mengkaji daya ingat pasien
P senang karena mendapat respon dari K
K berusaha mengingat



K menjawab dengan sekedarnya
Daya ingat pasien dapat dikaji dengan menanyakan data-data pasien yang sederhana
P : Sekarang Bapak Ong umurnya berapa?


K : Em…56 tahun
P : Mendekatkan diri ke K
K : Menoleh ke halaman dan terdiam beberapa lama

K : Menoleh P sebentar lalu menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji daya ingat K



P merasa arah pertanyaan sudah dapat dijawab jelas oleh K
K berusaha mengingat-ingat



K menjawab sesuai dengan daya ingat yang dimilikinya
Umur mempengaruhi daya ingat klien
P : Pak Ong ingat nggak, kenapa pak Ong dirawat disini

K : Saraf, sakit saraf. ECT, ini di ECT.
P : Menunjukkan keseriusan
K : Menunduk

K : Menoleh ke P dan menepuk-nepuk kepalanya
P berhati-hati karena pertanyaan tsb sangat spesifik dan takut menyinggung pasien
P lega karena K tidak tersinggung
K mengingat-ingat


K menjawab ragu-ragu
Keluhan utama merupakan dasar pasien dirawat di RS Jiwa
P : Pak Ong pernah ngamuk?


K : Nggak, nggak, saya suka ngelamun. Enak sendirian. Kakak saya sudah meninggal tapi hidup lagi. Itu dia !!
P : Bertanya pelahan
K : Menunduk

K : Menoleh ke halaman lalu menunjuk-nunjuk
P : Memperhatikan respon pasien
P mengkaji lebih jauh alasan pasien dirawat

P kaget, dan sadar kalau pasien mengalami halusinasi lihat
K mengingat-ingat


K mengalami halusinasi lihat
Halusinasi dapat terjadi kapan saja karena adanya stimulus tertentu
P : -


K : Kakak saya orangnya sukses, sayang mati, anak saya tujuh belas semuanya di Jerman.
P : Masih kaget
K : Memandang ke halaman

K : Menunjuk ke halaman dan nyerocos
P : Memperhatikan
P mendiamkan karena belum menemukan pertanyaan yang tepat untuk K
P menemukan adanya flight of ideas dan berpikir tentang faktor penyebab
K melihat kakaknya dan mencoba menceritakannya pada P

K teringat kondisi keluarganya
Dengan diam therapeutik, klien merasa didengarkan dan bercerita tentang keadaannya
P : Bapak Ong sudah berkeluarga?

K : Anak saya di Jerman dan di Peking. Saya profesor, ngajar di UI, bolak-balik dari Bandung ke Jerman.
P : Mendekatkan diri
K : Memandang kosong ke halaman
K : Menunduk sambil nyerocos
P : Memperhatikan
P berusaha mengkaji data yang terkait kata-katanya tadi

P menemukan adanya kemungkinan waham kebesaran pada pasien
K membayangkan keadaan keluarganya

K menikmati waham yang dirasakannya
Waham kemungkinan terjadi karena menarik diri
P : -



K : Keadaan diluar perang, Ong pusing mikirin biaya anak-anak, pada kuliah.
P : Memperhatikan
K : Menunduk


K : Berbisik pada P dengan nada sedih
P : Mendengarkan dengan serius
P mendiamkan dengan harapan pasien akan lebih terbuka tetang dirinya

P menemukan adanya fligt of ideas
K membayangkan ank-anaknya



K sedih tentang anaknya
Diam therapeutik akan membantu pasien mengungkapkan perasaannya pada perawat
P : Pak Ong, kegiatan bapak sehari-hari ngapain saja Pak ?

K : Mandi, makan ehm…ya itu.
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh P

K : Menggaruk-garuk kepalanya
P : Memperhatikan respon K
P mencoba mengalihkan pembicaraan terkait waham

P merasa senang karena pasien bisa beralih
K teralih karena pertanyaan baru


K bingung tentang yang dilakukannya sehari-hari
Pengalihan agar klien tidak larut dalam waham dan halusinasinya
P : Kemudian?


K : Baca-baca buku. Saya kan profesor.
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk

K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menggali data lebih dalam

P menemukan lagi adanya kemungkinan waham
K mengingat-ingat


K merasa dirinya harus rajin belajar
Tehnik ekplorasi berguna untuk mendapatkan lebih banyak data terkait masalah klien
P : Bapak Ong betah tinggal di sini?Suasananya enak ya!

K : Betah.
P : Melihat halaman
K : menunduk

K : Ikut melihat halaman
P : memperhatikan
P mengalihkan perhatian K dari waham

P senang karena dapat mengalihkan perhatian pasien
K masih terbawa oleh waham


K berusaha menjawab sekenanya
Pengalihan agar pasien tidak larut pada waham dan halusinasinya pada fase interaksi ini
P : Tentunya keluarga Bapak Ong suka menjenguk kesini.


K : Sebulan sekali.
P : Memandang K sambil tersenyum
K : Menoleh P

K : Menunduk lagi
P : Memperhatikan respon K
P ingin mengkaji keterlibatan keluarga terhadap perawatan K


P senang mendapatkan jawaban K
K berusaha mengingat keluarganya


K ingat terhadap keluarganya
Keluarga merupakan support sistem bagi klien sehingga harus dikaji keterlibatannya
P : Kalau Pak Ong suka pulang juga ya?

K : Ya, sebulan sekali juga
P : Memandang K
K : Menunduk

K : Menoleh P dan tersenyum
P : Memperhatikan
P mengkaji hubungan K dengan keluarganya

P senang mendapatkan jawaban sesuai pertanyaan
K mengingat hubungannya dengan keluarga

K senang membayangkan pulang
Berada di lingkungan keluarga akan membuat klien melihat realitas menyenangkan atau malahan stressor
P : Kalau di rumah, ngapain aja Pak Ong



K : Yah, tidur dan baca-baca buku penelitian. Profesor harus banyak baca.
P : Memandang K sambil tersenyum
K : Menoleh P lalu melihat ke halaman

K : Memandang P
P : Memperhatikan respon K
P berusaha mengkaji aktivitas K di rumah



P menemukan pengulangan terhadap waham pada K
K mengingat aktivitasnya di rumah



K menikmati waham yang dialaminya
Aktivitas di rumah merupakan data pantas tidaknya pasien dilibatkan dalam keluarga
P : Suka ngobrol nggak dengan keluarga

K : Enakan diem, soalnya mengganggu saya baca buku
P : Memandang K
K : Menunduk

K : Menunduk
P : Memperhatikan
P mengkaji peran keluarga terhadap K

P mendapatkan data menarik diri pada K
K mengingat aktivitasnya di rumah

K menganggap ngobrol mengganggu wahamnya
Menarik diri membuat K asyik dengan dunianya sendiri
P : Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang?

K : Saraf, sakit saraf. Kakak saya hidup lagi, itu dia.
P : Memandang K
K : Menunduk

K : Menggaruk-garuk kepala
P : Memperhatikan
P mengalihkan topik bahasan


P bingung harus ngobrol tentang apa lagi
K bingung dengan pertanyaan yang diberikan

K menjawab tentang keadaannya
Pengalihan agar K tidak larut dengan wahamnya
P : -


K : Dia sukses.
P : Memandang halaman
K : Ikut memandang halaman

K : Menunjuk ke halaman
P : Kaget dan memperhatikan respon K
P memikirkan topik lain yang terkait

P kaget karena kembali menemukan adanya halusinasi pada K
K merenungkan keadaannya


K menikmati halusinasi lihatnya
Diam berguna untuk memikirkan interaksi selanjutnya
P : Pak Ong, kita tadi sudah berkenalan, masih inget nggak nama saya?

K : Made
P : Memandang K
K : Menoleh


K : Memandang P dan tersenyum
P : Memperhatikan
P ingin mengakhiri fase I karena sudah cukup banyak data yang terkaji

P senang karena K ingat nama P
K memperhatikan P



K mengingat-ingat nama P
Evaluasi fase I berhasil jika K dapat mengingat nama P sehingga nantinya terjalin trust
P : Nah, saya senang sekali bisa ngobrol dengan pak Ong. Bagaimana kalau selesai makan kita ngobrol lagi? Sebentar saja kok, yach cukup 20 menit saja.

K : Boleh
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh dan tersenyum




K : Tersenyum
P : Tersenyum
P memberikan reinforcement pada K




P senang karena K mau menentukan kontrak berikutnya
K senang diberikan reinforcement




K ikut menentukan kontrak
Kontrak berikutnya harus ditentukan dan harus mendapatkan persetujuan klien agar klien ingat terhadap kontrak
P : Nah kalau Pak Ong setuju, nanti kita ngobrol tentang perasaan Pak Ong terhadap keluarga Pak Ong. Sekalian saya periksa tekanan darahnya ya.

K : Ya, ya….
P : Memandang K
K : Menunduk




K : Mengangguk
P : Tersenyum

P menentukan topik dan aktivitas pada kontrak berikutnya




P senang karena K setuju dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
K memikirkan tentang kegiatan yang ditawarkan




K setuju tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
Kegiatan yang akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan K sehingga bila K keluar dari kegiatan dimaksud, bisa diingatkan tentang batasan kegiatan sesuai kontrak
P : Terimakasih atas kesediaan Pak Ong ngobrol dengan saya, selamat sore

K : Sore.
P : Menepuk bahu K dan mengulurkan jabat tangan
K : Menoleh, menjabat tangan P

K : Tersenyum lalu menunduk
P : Tersenyum
P menutup fase I



P senang karena K mau berinteraksi dengan P
K menunjukkan rasa percaya pada P


K menyambut salam P
Salam penutup merupakan akhir fase yang harus dilakukan untuk mencegah tidak percaya pada klien


KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.



PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJ TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999
I.     IDENTITAS KLIEN
Initial                           : Tn. O. T. B.
Umur                           : 56 Tahun
Informan                     : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian     : 26 Maret 1999
RM No                                    : -

II.                ALASAN MASUK
Klien mengatakan karena sakit saraf
III.             FAKTOR PREDISPOSISI

1.      Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2.      Pengobatan sebelumnya  tidak berhasil
3.      Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4.      Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5.      Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji
                                   
IV.             FISIK
1.      Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2.        Ukur : TB/BB belum terkaji
3.       Keluhan fisik : Tidak ada
4.      Masalah keperawatan : -


V.    PSIKOSOSIAL
1.      Genogram : belum terkaji
2.        Konsep diri
a.       Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b.        Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c.       Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d.      Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak)
e.          Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
-        Ideal diri terlalu tinggi
-         Harga diri rendah


3.      Hubungan sosial
a.       Orang yang berarti : Belum terkaji
b.      Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c.        Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
-        Isolasi sosial : Menarik Diri

4.      Spiritual
a.       Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b.        Kegiatan Ibadah : Belum terkaji

VI.  STATUS MENTAL
1.      Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2.      Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3.      Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4.      Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5.      Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6.      Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak melihat perawat
7.      Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8.      Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9.      Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10.  Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11.  Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12.  Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13.  Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14.  Daya tilik diri : Belum terkaji

VII.          KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1.      Makan : bantuan minimal
2.        BAB/BAK : bantuan minimal
3.      Mandi : bantuan minimal
4.       Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5.        Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6.      Penggunaan obat : bantuan minimal
7.      Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8.        Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9.      Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif

VIII.       MEKANISME KOPING
Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX.    MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1.      Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun
2.        Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol dengan klien
3.       Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara sehingga ia layak disebut professor
4.        Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5.      Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6.      Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7.      Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
-          Isolasi sosial : menarik diri
-          Waham kebesaran





X.    PENGETAHUAN KURANG TENTANG
1.      Penyakit jiwa
2.        Koping
3.        Sistem pendukung
4.      Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
      -          Kurang pengetahuan

XI. ASPEK MEDIS

1.      Diagnosa Medis : belum terkaji
2.      Therapi Medik : belum terkaji

XII.          DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1.      Gangguan harga diri : harga diri rendah
2.       Isolasi sosial : menarik diri
3.       Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4.      Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5.      Kurang pengetahuan
6.      Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7.        Koping individu tidak efektif
8.       Koping keluarga tidak efektif
9.       Gangguan komunikasi verbal
10.    Resiko kurangnya perawatan diri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar