TUGAS
MAKALAH TUTORIAL
Ilmu Dasar Keperawatan I
“Interaksi Manusia Dengan Lingkungannya”
Disusun oleh:(kelompok 3)
Ketua: Lita suwarni (201110201107)
Sekretaris: Kurnia Sari (
201110201102)
1.Isnaini Fitra U (201110201101) 2. Lailatul Hasanah (201110201103)3. Laili Najla (201110201105) 4. Lia fitari (201110201106)
5. M. Fathir Siddik (201110201108) 6. Mei Sapita Tri A ( 201110201109)
7. Nanda Septiani A (201110201110) 8.Nida Hidayati (201110201111)
9. Nindi Sakina G (201110201112) 10. Nita Komala Sari (201110201113)
11. Nofia Putri Handayani (201110201114)
KELAS B SEMESTER 1
STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
2011/2012
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………….………….i
Kata Pengantar……………………………………….…………………………….………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B.Diskusi……………………………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
A .Fotosintesis….….………………………………………………….……………...…….3
B.Siklus karbondioksida dan oksigen……………………………………………………16
C.Pertukaran Zat………………………………………………………………………….17
1.
Difusi………………………………………………………………………………….17
2.
Osmosis…………………………………………………….………………………19
Daftar
Pustaka………………………….…………………………………………………..22
iii
BAB I
INTERAKSI
MANUSIA DENGAN LINGKUNGANNYA
- PENDAHULUAN
Untuk menjamin kelangsungan
hidup, manusia dan lingkungannya saling
berinteraksi. Manusia memerlukan oksigen dari lingkungan, sebaliknya lingkungan
memerlukan karbondioksida. Manusia ketika mengeluarkan CO2 ke udara
dan pada saat itu lingkungan ( tumbuhan ) akan menyerap CO2 tersebut
karena membutuhkannya, dan begitupun sebaliknya saat tumbuhan mengeluarkan O2
dikeluarkan melalui udara pada saat itu manusia akan menghirupnya.
Oksigen
dalam tubuh manusia dipergunakan untuk proses oksidasi aerob. Oksidasi aerob
merupakan proses respirasi yang membutuhkan oksigen, sedangkan anaerob tidak
membutuhkan oksigen. Bagan dari proses oksidasi aerob dan anaerob:
Aerob
Sitoplasma
Anaerob proses glukosa
Glokosa I fosfat
Glukosa II fosfat asam piruvat dan laktosa (ATP
sedikit)
Asam
suksinat
Mitokondria
Aerob
(O2)
Tenaga ATP (O2 + CO2 +
Tenaga)
1
Dengan hasil akhir berupa air dan karbondioksida ,
karbondioksida dikeluarkan dari tubuh manusia ke lingkungan luar dan
selanjutnya dipergunakan tumbuhan dalam proses asimilasi (pemanfaatan bahan).
- DISKUSI
q
Langkah 1
(membaca, memahami)
q
Langkah 2
(mencari latar belakang : interaksi manusia dengan lingkungnnya)
q
Langkah 3
(rincian masalah : pertukaran zat)
q
Langkah 4
(membuat pertanyaan : Bagaimana proses terjadinya pertukaran zat?, Pengertian
dari pertukaran zat?, dimana proses terjadinya pertukaran zat?, Ada berapa
proses terjadinya oksidasi?, Bagaimana proses terjadinya fotosintesis, dimana,
dan hasilnnya apa?)
q
Langkah 5
(membahs sepengetahuan kami)
q
Langkah 6
(membaca literatur, penjelasan dosen, searching, dll.)
q
Langkah 7
(mengumpulkan bahan, mendiskusikan kembali dan menyusun menjadi laporan).
2
BAB II
- PEMBAHASAN
A.FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia
pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan,
alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air
serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu
cara asimilasi karbon
karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai
molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi
karbon adalah melalui kemosintesis, yang
dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
i.
Sejarah
Meskipun masih ada
langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak
tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia),
melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan
bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa
massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air.
3
Namun, pada tahun 1727,
ahli botani Inggris,
Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor
lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan
berasal dari atmosfer dan
cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa
udara mengandung unsur gas yang berlainan.
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris,
menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin
menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum
lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati
lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah
"merusak" udara
dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa
udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh
tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup
asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan
bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan"
udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori
udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan
dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni
penghuninya.
Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang
“dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh
tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan
"pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan
bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air.
Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan
persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).
4
Struktur kloroplas:
1. membran luar
2. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula
2. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula
Proses
fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel,
tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen
fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu
melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya
memengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi
yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor
lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun
dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan
adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun.
Di dalam daun terdapat mesofil
yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini
merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari.
5
- Kloroplas
Hasil mikroskop elektron dari
kloroplas
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang
dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk
seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua
lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang
antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang
bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri
terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang
dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah
granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein,
klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid.
Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula
fosfat, ribosom, vitamin - vitamin, dan juga
ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen
fotosintetik terdapat pada membran
tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi
cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir
berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri
sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang
dikenal sebagai fotosistem.
- Fotosistem
Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari yang terdiri dari klorofil a, kompleks
antena, dan akseptor elektron. Di dalam kloroplas terdapat beberapa macam klorofil dan pigmen
lain, seperti klorofil a yang berwarna hijau muda,
6
klorofil b berwarna hijau tua, dan karoten
yang berwarna kuning sampai jingga. Pigmen-pigmen tersebut mengelompok dalam
membran tilakoid dan membentuk perangkat pigmen yang berperan penting dalam
fotosintesis.
Klorofil a berada dalam bagian pusat reaksi. Klorofil ini berperan dalam
menyalurkan elektron yang berenergi tinggi ke akseptor utama elektron. Elektron ini selanjutnya
masuk ke sistem siklus elektron. Elektron yang dilepaskan
klorofil a mempunyai energi
tinggi sebab memperoleh energi dari cahaya yang berasal dari molekul perangkat pigmen yang dikenal dengan kompleks antena.
Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II. Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh
klorofil a yang sensitif terhadap cahaya dengan panjang
gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga P700. Energi yang diperoleh
P700 ditransfer dari kompleks antena. Pada fotosistem II penyerapan energi
cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680. P680
yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700.
Dengan potensial redoks yang lebih besar, akan cukup
elektron negatif untuk memperoleh elektron dari molekul-molekul air.
- Fotosintesis pada tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa
anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air
untuk menghasilkan gula dan
oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi
yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6
(glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk
membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan
7
Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi
seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang
disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna
hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil
menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian
tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar
energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju
mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun
biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan.
- Proses Fotosintesis
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari
karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah
sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis
sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia,
maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama tempat
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang
memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat
berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat)
biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat
dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan
cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan
karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi
konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2)
8
. Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi
gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak
dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang
mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang
tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya
tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm),
hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).
Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini
terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya
yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana
menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda
menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap
cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan
memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi
terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi
terang.[19] Proses absorpsi energi cahaya
menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya
akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal
dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.
- Reaksi terang
Reaksi terang dari fotosintesis pada
membran tilakoid
9
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan
molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh
pigmen sebagai antena. Reaksi
terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I
dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa
fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan
fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada
panjang gelombang 680 nm. Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana
fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II
tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan
kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada
disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid.
Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi
plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul
kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan
mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut
sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II
adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H-
→ 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+
(lumen)
10
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem
I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung
kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O
melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada
cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan
elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+)
+ 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh
enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+)
+ 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adlah sebagai berikut
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+
+ O2
- Reaksi gelap
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson
dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom
karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang
menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3 Penambatan CO2
sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco.
11
Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur
Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah
penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
- Siklus Calvin-Benson
Siklus Calvin-Benson
Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat
karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang distimulasi oleh tiga jenis
perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika
kloroplas diberi cahaya,
ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma
yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran
tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki
stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga,
reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.
Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi
gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas. Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi,
dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan penambahan
CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA). Kemudian pada fase reduksi,
gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam
3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida).
12
Reduksi ini
tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama
diubah menjadi ester jenis anhidrida asam
pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat
terakhir dari ATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan
cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang
sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron. Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP
menjadi ATP.
Pada fase
regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan
CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga
yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk
mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi. Tiga putaran daur akan
menambatkan 3 molekul
CO2 dan produk akhirnya adalah
1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas,
tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol.
Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa.
- Siklus Hatch-Slack
Siklus Hatch-Slack
Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan C4. Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan
yang berasal dari daerah subtropis.
13
Tumbuhan ini
menghasilkan glukosa
dengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2. Tumbuhan C3
memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa. Namun, ATP ini dapat
terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa. Hal ini dapat terjadi jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak menambat
CO2 tetapi menambat O2. Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang
umumnya ditemukan di daerah tropis.
Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi
glukosa. Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan
mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat akan diubah menjadi
malat. Malat akan terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2. Piruvat
akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus
Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP.
Proses ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil. Dalam keseluruhan proses ini, digunakan 5 ATP.
- Faktor penentu laju fotosintesis
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat memengaruhi
secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak memengaruhi
secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi
proses fotosintesis.[1] Proses fotosintesis sebenarnya peka
terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal
juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju
fotosintesis. Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis
mencapai kondisi optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah
ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat
memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju optimum
fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ yang
penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju
fotosintesis.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang
menentukan laju fotosintesis :
- Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
14
- Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. - Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. - Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. - Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. - Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
15
B.Siklus Karbondioksida dan Oksigen
- Keseimbangan antara pengeluaran dan pemakain CO2 DAN O2 oleh mahluk hidup di bumi.
- Kadar CO2 lebih tinggi menyebabkan ketidakseimbangan alam yang berbagai pendapat negative.
Alur Energi
Kehidupan
mahluk hidup tidak lepas dari arus energy dan materi.
Mulai dari
penyerapan sinar matahari pada peruses potosintesis.
Energy
matahari di ubah menjadi energy kimia dalam diri tumbuhan yang selanjutnya
dimamfaatkan untuk berkembang
MANUSIA
dalam Keseimbangan Ekosistem.
Intraksi
Manusia antara Mahluk Hidup dengan Lingkungan Abiotiknya.
Terjadi
berbagai peristiwa
Ex:Simbosis,Peridasi,Rantai
Makanan,dll.
16
C.PERTUKARAN ZAT
Pertukaran zat dan energi antarsel dan lingkungannya dapat terjadi
secara difusi, osmosis, dan transport aktif. Semua ini berlangsung melalui
membran sel.
a. Difusi
•
Merupakan peristiwa gerakan molekul atau ion dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Yang menyebabkan difusi adalah adanya gerak brown.
Difusi yang berlangsung melalui membran semipermiabel disebut dialysis. Difusi
fasilitasi merupakan difusi molekul tertentu yang memerlukan suatu mekanisme
transport tertentu, misalnya laktosa tidak dapat menembus membran sel, tetapi
setelah terbentuk enzim permaese, maka laktosa dapat masuk. Difusi merupakan penyebaran molekul suatu
zat ke segala arah dari konsentrasi yang tinggi è konsentrasi yang rendah
hingga mencapai suatu konsentrasi yang sama.
Faktor yang mempengaruhi difusi:
1.
Konsentrasi
2.
Penampang
melintang
3.
Suhu
4.
Berat Molekul
5.
Jarak
17
Tekanan pada difusi:
q
Sudut Pandang Sumber gerakan
:
1.
Daerah konsentrasi tinggi
terdapat tekanan energi yang menyebabkan melekul menyebar daerah
konsentrasi rendah
2.
Tekanan tersebut dinamakan “Tekanan
Difusi”
q Sudut pandang Tujuan :
Tempat tujuan difusi adalah ke daerah defisit molekul (konsentrasi
rendah)
A B
Tekanan difusi A dan B berbeda, awalnya di
A sebesar 1 dan 0 atm ketika
bagian tengahnya ditutup, akan tetapi pada gambar B saat sumbatan dibuka,
tekannya menjadi sama.
b. Osmosis
Merupakan
difusi air melalui membran semipermeabel dari konsentrasi rendah atau hipotonik
menuju konsentrasi tinggi atau hipertonik. Makin lama makin banyak air yang
masuk dalam sel, karena membran sel memiliki elastisitas yang terbatas,
sehingga terjadi saling tekan antara membran plasma dan isi sel. Tekanan ini
disebut tekanan turgor. Bila sel diletakkan ke dalam larutan yang hipertonik,
maka sitoplasma akan melepaskan diri dari membran plasma, hal ini disebut
plasmolisis.
q Karena
berdifusinya molekul “air” dan “Gula” dalam bejana melewati “lubang (Pori)”
maka peristiwa tersebut dinamakan “OSMOSIS”
q “OS” = Lubang; “Movea” = “to Move” = Pindah
TEKANAN
OSMOSIS
•
Kelebihan “volume” akibat
Osmosis disebut dengan “nilai osmosis” dari larutan gula.
•
Kelebihan “volume” memiliki
“berat” yang menekan ke segala arah
•
Tekanan kelebihan volume ke
segala arah tersebut dinamakan è TEKANAN OSMOSIS
•
Tekanan Osmosis = NILAI OSMOSIS
•
Rumus Tekanan
Osmosis:
PV = nRT
P =
Nilai Osmosis è Satuan “atm”
V =
Volume dinyatakan dengan “liter”
n =
Jumlah gram molekul zat terlarut
R =
Ketetapan gas, yaitu 22,4/273
T =
Temperatur Mutlak (kelvin) = 1 derja Celcius = 274 derjat kalvin
c. Transport aktif
Merupakan
transpor ion melalui membran semipermeabel dengan bantuan energi. Enzim
diperlukan untuk memindahkan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi.
19
Contoh transpor aktif dan difusi fasilitasi yaitu
transpor glukosa dari epithelium usus halus ke darah, sistem ini menggandeng
glukosa di epithelium usus halus memungkinkan glukosa ditranspor melalui sel
dari usus halus ke darah.
Transport aktif merupakan transport
yang memerlukan energi ATP (Adenosin Triphospat) yang bersifat melawan gradien
konsentrasi. Fungsi dari transport aktif
yaitu untuk memelihara keseimbangan dalam sel. Contohnya
yaitu sitoplasma sel darah merah
manusia mempunyai kadar ion kalium 30 kali lebih besar daripada cairan
ekstrasel, yaitu plasma darah. Namun, kadar ion natrium plasma darah 11 kali
lebih besar daripada dalam sel darah merah.
d. Endositosis
Merupakan
mekanisme sel berupa pembungkusan bahan dari cairan ekstraseluler dengan cara
pelekukan ke dalam atau invaginasi sebagian dari membran sel. Endositosis
partikel padat disebut fagositosis. Endositosis
adalah pemasukan makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan
cara membentuk vesikula baru dari membran plasma.
Proses ini tergolong transpor aktif dan dapat
melawan gradien kadar (dari
konsentrasi rendah ke tinggi).
e. Eksositosis
Merupakan proses ekskresi molekul dari sel eukarion. Sekret
terbungkus dalam kantung membran yang kemudian bersatu dengan membran plasma
dan mengeluarkan isinya ke luar sel. Contohnya sel usus menyintesis lemak dan
mengeluarkan secara eksositosis.
20
Kebalikan dari endositosis. Sel-sel protein dalam jumlah besar,
mula-mula berkumpul di dalam sebuah kantong yang dilapisi membran dalam
kompleks Golgi. Kantong tersebut kemudian bergerak menuju permukaan sel dan
mengosongkan isinya ke luar
21
KATA
PENGANTAR
Assalammua’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur kehadirat Alloh SWT yang
telah memberikan iradah kecerdasan dan karunia kepada kita. Salawat serta salam
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan dalam berpikir dan
berbuat bagi seluruh umat manusia.
Tiada pernah henti rasa syukur
senantiasa kami panjatkan kepada Alloh SWT karena laporan hasil tutorial, dapat
kami susun. Sebagai pelengkap, pengingat,
dan bukti dalam belajar kelompok kami. Kami susun dengan rasa bangga dan senang
karena dengan belajar dalam tutorial kami dapat menghargai satu sama lain dalam
menyampaikan sesuatu, keberanian dan lain - lainnya yang mana sangat besar
manfaatnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan materi yang dapat kami
diskusikan dan rangkum menjadi sebuah laporan. Semoga dapat bermanfaat untuk
semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 8 Desember 2011
Penyusun
ii
Daftar Pustaka
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2186090-proses-pertukaran-zat-dan-energi/#ixzz1fRjtSemi
22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar