Pemikiran Visioner
Kita sering mendengar istilah ini. Istilah yang cocok kita lekatkan, ketika
pada umur yang sangat muda Bill Gate mengemukakan pemikirannya tentang komputer
di setiap meja kerja Anda, ‘computer in any desk’. Pada saat itu, komputer yang
dikenal adalah perkakas besar berharga mahal, hanya dimiliki oleh perusahaan
besar. Tidak mungkin pengguna personal memakai komputer di meja kerja.Orang
pada saat itu berfikir “mimpi, kali yee?”.
hmmm kren yaa siapa yang gak ingin kayak Bill Gate pasti semua pengen,,
kita bisa kok seperti mereka salah kita trkut dengan kinginan kita intinya kamu
harus yakin
Sudah
saatnya, kita semua membangun visi yang benar dan positif tentang masa depan.
Itu akan mengarahkan kita kepada terciptanya karya-karya yang bermanfaat. Kita
akan dituntun untuk menjadi lebih produktif.
Pencarian Terus Menerus Tak Kenal Menyerah
Teruslah mencari. Anda akan terus menemukan. Ketika seorang anak muda
penemu Google berkhayal, bermimpi, bervisi, dan kemudian bercita-cita, ia
kemudian melakukan serangkaian upaya terus menerus untuk menggapainya, dari
yang kecil kemudian membesar. Perbaikan dilakukan terus menerus secara vertikal
makin mendalam-mendetail, dan secara horisontal makin meluas-melebar. Anda
mungkin ingat kisah Thomas Edison menemukan bola lampu listrik. Ia melakukan
percobaan dan kesalahan berkali-kali, bahkan mendekati angka 1000 kali.
Pernahkah Anda mencoba melakukan sesuatu lebih dari 1 kali, 10 kali, atau
seratus kali, sebelum akhirnya Anda mendapatkan sesuatu yang Anda idamkan? Itu
hukum alam yang berlaku. Sedikit sekali keberhasilan yang dicapai dengan mudah,
bahkan itu terjadi di buku-buku dongeng. Sang Pangeran berjuang melewati
rintangan bertubi-tubi, sebelumnya akhirnya berhasil membawa Sang Putri.
Anda masih ingat tentang bagaimana Newton menemukan hukum Gravitasi? Ia
sedang duduk di bawah pohon, ketika sebuah apel jatuh di dekatnya. ‘Blink’,
begitu situasinya. Dari kejadian sekejap, ia kemudian merumuskan hukum
gravitasi yang menjadi ibu dari semua konsep tentang statika dan mekanika di
bumi ini. Tetapi, apakah hanya ‘Blink’ itu yang menjadi penentunya? Tentu
tidak. Newton telah berfikir keras tentang alam, jauh sebelum ditemukannya
hukum gravitasi. Dan ia tidak berhenti berfikir setelah peristiwa ‘Apel jatuh’
tadi. Itu yang terjadi pada banyak penemuan dan penemu besar di bumi ini. Suatu
ide besar kadang terjadi sekejap, blink. Tetapi, itu tidak cukup. Dibutuhkan
‘think’, yaitu berupa pemikiran lanjutan, upaya terus menerus, trial-and-error
berkali-kali, sampai ide besar mewujud menjadi menyataan. Itu yang hampir
selalu ada di perusahaan-perusahaan besar seperti Intel, Oracle, Microsoft, Sun
Microsystem, IBM, dan lain-lain. Serangkaian ‘blink’ and ‘think’ menghiasi
perjalanan mereka berkarya dari waktu ke waktu, sehingga kita bisa melihat
ribuan produk dari mereka terus lahir.
Perusahaan yang berhasil dicirikan paling tidak oleh 3 hal, yaitu 1. kreatifitas : kemampuannya untuk menemukan ide baru, 2. Eksekusi, kemampuannya untuk menerapkan serangkaian proses bisnis dari ujung ke ujung, dari dapur produksi ke distribusi produk, dengan konsep perbaikan terus menerus (continual improvement), dan 3. Agility, kelincahan menyiasati perubahan zaman.
Perusahaan yang berhasil dicirikan paling tidak oleh 3 hal, yaitu 1. kreatifitas : kemampuannya untuk menemukan ide baru, 2. Eksekusi, kemampuannya untuk menerapkan serangkaian proses bisnis dari ujung ke ujung, dari dapur produksi ke distribusi produk, dengan konsep perbaikan terus menerus (continual improvement), dan 3. Agility, kelincahan menyiasati perubahan zaman.
Agility
Kelincahan adalah kunci sukses. Ini mensyaratkan mata Anda tidak pernah terpejam melihat situasi sekitar. Selanjutnya otak Anda akan berfikir mencari pemikiran antisipatif atas perubahan yang terjadi di sekitar. Inilah inti permainannya. Agility seperti sistem kontrol berumpan balik. Pusat kontrolnya adalah otak kita dan inputnya adalah mata dan seluruh indera kita.
Saat ini telah terjadi pergeseran pandangan mengenai bisnis, dari bisnis konvensional ke bisnis modern. Pergeseran itu bersumber pada cara bisnis memandang manusia. Dulu bisnis menyebut pihak yang memakai produk sebagai konsumen. Sekarang bisnis harus memandang lebih ‘manusiawi’ siapa yang berhubungan dengannya dengan sentuhan personal agar hubungannya lebih kuat. Dulu keberhasilan bisnis ditentukan oleh produk. Sekarang keberhasilan bisnis lebih ditentukan oleh mutu servisnya, ketimbang produknya. Dan ada banyak hal lagi yang mewarnai pergeseran-perubahan itu.
Mereka yang memahami pergeseran dan mengantisipasinya akan terus bertahan dan berjaya. Mereka yang buta akan segera berakhir. Agility suatu perusahaan terkait pada masalah seperti ini.
Keberhasilan Akademik BUKAN Penentu
Satu-Satunya Keberhasilan
Adakah suatu kebetulan, bila pendiri dan pemilik Microsoft, Oracle, dan DELL adalah mahasiswa yang secara sukarela meninggalkan bangku kuliah tanpa wisuda? Meskipun akhirnya, Bill Gate diwisuda oleh Harvard pada tahun ini, 2007?
Anda tidak boleh mengambil kesimpulan yang salah, dan kemudian keluar dari perkuliahan agar sukses di masa depan. Saya hanya ingin menyampaikan pendapat bahwa yang menetukan keberhasilan Anda bukan lah sekolah dan gelar Anda. Saya memiliki banyak teman yang sukses di perkuliahan, tetapi tidak terlalu cemerlang dalam berkarier. Namun sebaliknya, saya menjumpai banyak orang yang ternyata cemerlang dalam pekerjaan, meskipun tidak terlalu cemerlang dalam akademik. Saya tidak merasa perlu juga mencari korelasi antara keduanya.
Adakah suatu kebetulan, bila pendiri dan pemilik Microsoft, Oracle, dan DELL adalah mahasiswa yang secara sukarela meninggalkan bangku kuliah tanpa wisuda? Meskipun akhirnya, Bill Gate diwisuda oleh Harvard pada tahun ini, 2007?
Anda tidak boleh mengambil kesimpulan yang salah, dan kemudian keluar dari perkuliahan agar sukses di masa depan. Saya hanya ingin menyampaikan pendapat bahwa yang menetukan keberhasilan Anda bukan lah sekolah dan gelar Anda. Saya memiliki banyak teman yang sukses di perkuliahan, tetapi tidak terlalu cemerlang dalam berkarier. Namun sebaliknya, saya menjumpai banyak orang yang ternyata cemerlang dalam pekerjaan, meskipun tidak terlalu cemerlang dalam akademik. Saya tidak merasa perlu juga mencari korelasi antara keduanya.
Saya ingin menutup tulisan saya dengan
mengajak Anda untuk segera lebih memikirkan tentang kreasi atau karya daripada
bekerja. Berfikir tentang kreasi berujung pada manfaat bagi orang lain.
Berfikir tentang bekerja berujung pada gaji atau penghasilan. Kemanfaatan bagi
orang lain tentu lebih mulia dari dari sekedar gaji atau penghasilan.
Kemanfaatan bagi orang lain, bahkan akan menghasilkan sesuatu yang lebih banyak
dan luas dari gaji itu sendiri. Namun demikian, Anda tentu bisa berkreasi
sambil bekerja pada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar